Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Sunday, 5 October 2014

BudayaPolitikParokialKaula Dan Partisipan



Info Terbaru, budayapolitikdiklasifikasikanoleh Gabriel Almond dalamartikel yang Info Terbaru publish laluberjudul : [Macam-macambudayapolitik]
padaartikelsebelumnyatentangmacam-macambudayapolitiksudahdijelaskanpengertiannyasatupersatudanistilahdalambahasainggrisnya. Dan padaartikellanjutan kali iniakanmembahastentangciri-ciribudayapolitikparokial, kauladanpartisipan.
ciri-ciri budaya politik parokial, ciri-ciri budaya politik kaula, ciri-ciri budaya politik partisipan.
Ciri-ciriMasyarakat (orang) denganbudayapolitikParokial, antaralain :
  • Apatis;
  • Pengetahuanpolitikrendah;
  • kesadarandalamberpolitikrendah;
  • Tidakpedulidanmenarikdiridarikehidupanpolitik.
Ciri-ciriMasyarakat (Orang) denganbudayapolitikkaula, antaralain :
  • Memilikipengetahuandalambidangpolitik yang cukup;
  • Partisipasipolitik minim;
  • Kesadarandalamberpolitikrendah.
Ciri-ciriMasyarakat (Orang) denganbudayapolitkkpartispan, antaralain :
  • Pengetahuantentangpolitktinggi;
  • kesadarandalamberpolitiktinggi;
  • Partisipasidalamberpolitikaktif;
  • KontrolPolitikaktif.
Sekianartikel kali ini yang membahastentangciri-ciribudayapolitikparokial, ciri-ciribudayapolitikkaula, danciri-ciribudayapolitikpartisipan.
semogasedikitartikelinibermanfaatbagiandasemua.
Silahkanbacajuga yang lainnya di kategori :Pengetahuan

BUDAYA POLITIK PARTISIPAN


Partisipan
Frekuensiorientasipolitiksistemsebagaiobyekumum, obyek-obyek inputoutput, danpribadisebagaipartisipanaktifmendekatisatu.
Bentukkulturdimanaanggota-anggotamasyarakatcenderungdiorientasikansecaraeksplisitterhadapsistempolitiksecarakomprehensifdanterhadapstrukturdan proses politiksertaadministratif (aspek inputdan output sistempolitik)
Anggotamasyarakatpartisipatifterhadapobyekpolitik
Masyarakatberperansebagaiaktivis.
     
Ciriciriwarga yang berbudayapolitikpartisipan,antara lain sebagaiberikut:
        1.Warga memilikipengetahuandankepekaan yang cukupterhadapisuissumengenaikehidupanpolitiknegaranya.
         2.wargamampubersikapterhadapmasalahatauisupolitikbaiksikap yang mendukungataumenerimamaupunsikap yang menolak

Budayapartisipanyaitubudayadimanamasyarakatsangataktifdalamkehidupanpolitik, danmasyarakat yang bersangkutansudahrelatifmajubaiksosialmaupunekonomi, tetapimasihbersifatpasif.
Contohbudayapolitikpartisipaniniantara lain adalahperansertamasyarakatdalampengembanganbudayapolitik yang sesuaidengantatanilaibudayabangsa Indonesia.
Dalamkehidupannyatatidakadasatupunnegara yang memilikibudayapolitikmurnipartisipan, melainkanterdapatvariasicampuran di antaratipe-tipepartisipan, pariokalatausubyek, ketiganyamenurut para ahlitervariasikedalamtigabentukbudayapolitik, yaitu :
a. Budayapolitiksubyek-parokial (the parochial- subject culture)
b. Budayapolitiksubyek-partisipan (the subject-participant culture)
c. Budayapolitikparokial-partisipan (the parochial-participant culture)
Budayapartisipanadalahbudayadimanamasyarakatsangataktifdalamkehidupanpolitik. Masyarakatdenganbudayapolitikpartisipasi, memilikiorientasi yang secaraeksplisitditujukankepadasistemsecarakeseluruhan, bahkanterhadapstruktur, proses politikdanadministratif. Tegasnyaterhadap input maupun output darisistempolitikitu. Dalambudayapolitikituseseorangatau orang lain dianggapsebagaianggotaaktifdalamkehidupanpolitik, masyarakatjugamerealisasidanmempergunakanhak-hakpolitiknya. Dengandemikian, masyarakatdalambudayapolitikpartsipantidaklahmenerimabegitusajakeputusanpolitik. Hal itukarenamasyarakattelahsadarbahwabetapakecilnyamerekadalamsistempolitik, meskipuntetapmemilikiartibagiberlangsungnyasistemitu.

BaguskarenaDengankeadaaninimasyarakatmemilikikesadaransebagaitotalitas, masukan, keluarandalamkonstelasisistempolitik yang ada. Anggota-anggotamasyarakatpartisipatifdiarahkanpadaperananpribadisebagaiaktivitasmasyarakat, meskipunsebenarnyadimungkinkanmerekamenolakataumenerima.
budpolpartisipanadl:
-tipebudpol yang ideal
-individu&masyarakatnyatelahmempunyaiperhatian, kesadaran, danminatygtinggiterhadappolitikpemerintah
-individu&masyarakatnyamampumemainkanperanpolitikbaikdalam proses input (pemberiandukungan/tuntutanterhadapsistempolitik) maupundalam proses output (melaksanakan, menilai, danmengkritikterhadapkebijakan&keputusanpolitikpemerintah.....

TipebudayaPolitik :
Tipeparokial
( PAROCHIAL  POLITICAL  CULTURE )
Tipebudayapolitik yang orientasipolitikindividudanmasyarakatnyamasihsangatrendah.  Hanyaterbataspadasatuwilayahataulingkup yang kecilatausempit.
Individutidakmengharapkanapapundarisistempolitik.
Tidakadaperananpolitik yang bersifatkhasdanberdirisendiri.
Biasanyaterdapatpadamasyarakattradisional

TipePartisipan
(PARTICIPANT  POLITICAL  CULTURE )
Merupakantipebudaya yang ideal.
Individudanmasyarakatnyatelahmempunyaiperhatian, kesadarandanminat yang tinggiterhadappolitikpemerintah.
Individudanmasyarakatnyamampumemainkanperanpolitikbaikdalam proses input (berupapemberiandukunganatautuntutanterhadapsistempolitik) maupundalam proses output (melaksanakan, menilaidanmengkritikterhadapkebijakandankeputusanpolitikpemerintah).

Kesimpulan:
Budayapolitikinidapatmuncul di masyarakatkarenakurangnyasosialisasipolitikkepadamasyarakat. Hal inidisebabkankarenaadasebagianmasyarakat yang pengetahuannyarelatifrendahterutamapengetahuantentangpolitik, tetapiadasebagianmasyarakat yang memilikipengetahuandankesadaran yang tinggisebagaiwarganegara yang aktifdalammemberikaperhatianterhadapsistempolitik yang ada di negaranya. Hal inimenyebabkandidalamnegaratersebutterjadiperpaduanantarabudayapolitikparokialdanpartisipan. Sehinggadalamkenyataantidaksatupunnegara yang memilikibudayapolitikmurniparokial, partisipan, dansubjek.
Karena Budaya politik ini banyak didapati di negara-negara berkembang. Pada tatanan ini terlihat Negara-negara tersebut sedang giat melakukan pembangunan kebudayaan. Norma-norma yang biasanya diperkenalkan bersifat partisipatif, yang berusaha meraih keselarasan dan keseimbangan sehingga tentu mereka lebih banyak menuntut kultur partisipan.
Persoalannya ialah bagaimana dalam kondisi masyarakat yang sedang berkembang tersebut dapat dikembangkan orientasi terhadap masukan dan keluaran secara simultan. Pada kondisi ini sistem politik biasanya diliputi oleh transformasi parokial, satu pihak cenderung kearah otoritarianisme, sedangkan pihak lain kearah demokrasi. Struktur untuk bersandar tidak dapat terdiri atas kepentingan masyarakat, bahkan infrastrukturnya tidak berakar pada warga negara yang kompeten dan bertanggung jawab.

0 komentar: