Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Sunday, 8 December 2013

CERPEN tentang pengalaman memancing

PENGALAMAN PERGI MEMANCING Masih teringat dengan kejadian yang sudah lama berlalu. Aku, Hendra dan Armin pergi melihat pancing ikan yang kami biarkan di sebuah telaga yang tepatnya dibelakang perumahan warga. Kala itu pancing Armin mendapatkan dua ikan Sembur (lele) dan satu ikan Betok. Wah, senangnya kami itung-itung untuk sarapan pagi besok. sewaktu pulang kami melewati jalan yang menanjak dan banyak bukit-bukit. Waktu itu aku berjalan tepat dibelakang Armin dan Hendra. Aku melihat mereka mendaki dan menginjak sebuah gundukan. Sewaktu aku menginjaknya aku merasakan sesuatu yang aneh, terasa dalam hati ada sesuatu yang aneh pada gundukan tanah dengan ukuran lebar 1 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi sekitar 25-30 sentimeter itu. Akan tetapi aku santai saja. Malamnya sekitar jam 20.00 WITA kami pergi melihat pancing lagi. Tetapi kali ini aku melihatnya tidak dengan Hendra lagi karena Hendra malas dan mengantuk sekali. Jadi aku, Ryan dan Armin pergi melihat pancing ikan itu. Kali ini pancing Armin mendapatkan ikan lagi tapi hanya satu ikan yang dia dapatkan dan itupun ikan Betok kecil sebesar jempol tangan. Besoknya aku, Ryan dan Armin melihat pancingnya lagi, dan kami tidak mendapatkan ikan satupun tapi sewaktu pulang akhirnya terungkaplah kegundahanku tentang tanah gundukan tadi. "Yan, ini kuburan yan !" Sapa Armin dengan sedikit terkaget. "Eh, iya Ar" jawab aku. "Matilah kita, semalam aku, kau, Hendra sama Rian menginjak-injak itu" "iya, yaudahlah kitakan tidak sengaja Ar, ayo pulang" Malamnya kami mendiskusikan hal itu. Armin : Masak iya yan, itu kuburan ? Ryan : iya Ar, ada dua patok kayak nisan gitu. Hendra : matilah kalian, aku tadi tidak nginjak kan. Ryan : jadi gimana ini ? nanti kualat pula kita. Armin : Matilah... Hendra : hmmm... Ryan : Yaudah besok kita bareng-bareng saja kesana ya minta maaf sama kuburannya. Armin : kan kita tidak sengaja jadi tidak apa-apa lah yan. Ryan : Armin, dulu aku mendengar hadist intinya gini "Jika kita menginjak kuburan seseorang maka sama saja dengan menginjank si mayat sewaktu di masa hidupnya" Diem sejenak... Hendra : Yaudah besok kita bareng saja kesana minta maaf ya. Armin : Ya sudah. *** Besoknya tepatnya setelah solat ashar, kami berangkat sama sama. Tibalah kami tepat didepan kuburan tersebut. kami berjejer disamping kuburan tersebut. "Yaudah, siapa yang mau bicara duluan ?" tanya aku sama mereka. "Kau lah yan" kata Hendra "Ndak mau saya, Armin saja. Dia kan paling tua !" kata Ryan. "Jangan aku lah" jawab Armin. Sejenak kami terdiam membisu karena tidak ada yang berani memulai minta maaf. kemudian tiba-tiba Ryan bicara "yaudah kita bersihkan saja kuburanya bersama-sama sambil minta maaf masing-masing saja ya !" Kemudian kami membersihkan kuburan dan meminta maaf pada kuburan. kami menduga kalau itu adalah kuburan anak bayi, mungkin anak yang punya rumah di belakang ini. Terkadang kebiasaan orang-orang tua dulu mengubur anaknya yang kecil dibelakang rumahnya, jadi kami wajar saja. Kemudian kami pulang, sewatu kami pulang kami menjumpai pemilik tanah tersebut. "Kek, dibelakang ada kuburan ya kek ?" tanya Hendra. "tidak ada dek, memang kenapa dek ?" jawab yang punya tanah. sesaat itu juga kami saling berpandangan satu sama lain dan tersenyum bodoh satu sama lain. "Gak ada kok kek" kata Hendra menjawab. Dijalan kami saling ejek-ejekan siapa yang paling bodoh ekspresinya karena sebenarnya itu bukan kuburan tapi entahlah apa namanya tapi itu bukan kuburan. hahahaha  Sekian...

0 komentar: