Sunday, 8 December 2013
makalah tentang jaringan pada tumbuhan
Nama : Ahmad Fatoni Dwi P
Kelas : XI IPA 2
Absen: 1
Latar Belakang
Saya ingin menjelaskan kepada teman-teman apayang dinamakan jaringan tumbuhan dan apa saja yang terkandung di dalamnya. Karena dalam bab ke dua ini kita akan membahas tentang materi ini.
Pertama tama marilah kita untuk mengenal apa sih yang di namakan jaringan pada tumbuhan.
1. Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama serta melaksanakan tugas tertentu
Kemudian berdasarkan tipe struktur dan fungsi sel, jaringan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu
1. Jaringn meristem (Embrional)
2. Jaringan dewasa. Jaringan dewasa dibagi lagi menjadi
a. Jaringan pelindung
b. Jaringan dasar
c. Jaringan penguat
d. Jaringan pengangkut
JARINGAN PADA TUMBUHAN
Jaringan adalah sekelompok sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi sama. Berdasarkanaktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan tumbuhan,jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa
(permanen).
A. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus mengalami pembelahan ataumasih bersifat embrionik. Sel-sel meristem membelah terus untuk menghasilkan sel-sel baru,beberapa hasil pembelahan akan tetap berada dalam jaringan meristem yang disebut sel inisialatau sel permulaan. Sedangkan sel-sel baru yang digantikan kedudukannya oleh sel meristemdisebut derivatif atau turunan. Proses pertumbuhan dan spesialisasi secara morfo-fisiologi selyang dihasilkan oleh meristem disebut diferensiasi. Jaringan yang mengalami diferensiasiakan kehilangan karakteristik embrioniknya dan menjadi dewasa/permanen.
Ciri-ciri jaringan meristem:
- Sel-selnya muda, aktif melakukan pembelahan dan pertumbuhan
- Ukuran selnya kecil dan seragam
- Letak sel-sel rapat, tidak ada ruang antar sel
- Bentuk sel bervariasi: bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel tipis
- Banyak mengandung sitoplasma sebagai tempat terjadinya berbagai reaksi
- Memiliki inti sel satu atau lebih, inti sel relatif besar
- Vakuola kecil atau hampir tidak ada
Jaringan meristem diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yaitu:
a. Berdasarkan asal pembentukannya, meristem dibedakan menjadi promeristem, meristem
primer dan meristem sekunder.
1) Promeristem, jaringan yang ada pada saat tumbuhan masih dalam tingkat embrio.
2) Meristem Primer
Meristem yang sel-selnya secara langsung berkembang dari sel-sel embrionik, atau
lanjutan dari kegiatan embrio/lembaga. Meristem primer, misalnya pada ujung akar
dan ujung batang, mengakibatkan pertumbuhan primer berupa pertambahan tinggi.
Daerah meristematik yang dibentuk promeristem berupa: protoderma, prokambium
dan meristem dasar (ground meristem). Ketiganya inilah yang disebut sebagai
meristem primer. Protoderma akan membentuk jaringan epidermis. Prokambium akan
membentuk kambium fasikuler/intrafasikuler yang nantinya membentuk jaringan
pembuluh primer (xilem primer dan floem primer). Meristem dasar akan membentuk
jaringan dasar tumbuhan yang mengisi empulur maupun korteks, misalnya parenkim,
kolenkim dan sklerenkim.
3) Meristem Sekunder
Meristem yang berkembang darijaringan dewasa yang sudah mengalamidiferensiasi dan menjadi bersifatembrional kembali. Contohnya adalahkambium intervasis. Kambiuminterfasikuler berkembang dari parenkim
akar/batang yang terletak diantara xilem dan floem. Kambium intervasis ke arah
dalam akan menghasilkan xilem sekunder sedangkan ke arah luar akan menghasilkan
floem sekunder. Aktivitas ini menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan sekunder
sehingga batang tumbuhan dapat membesar (pada Dicotyledonae dan
Gymnospermae). Selain itu terdapat kambium gabus (felogen) yang mengembangkan
periderm (jaringan gabus).
Gambar meristem apikal pada ujung batang dan ujung akar dan
aktivitas pertumbuhan primer
b. Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan menjadi meristem apikal, meristem interkalar
dan meristem lateral.
1) Meristem apikal (ujung)
Meristem apikal terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar
dan selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang
akibat aktifitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer dan jaringan yang
terbentuk disebut jaringan primer.
2) Meristem interkalar (antara)
Meristem interkalar terdapat diantara jaringandewasa. Contohnya terletak pada pangkal tiap ruaspada batang tumbuhan yang berbuku-buku. Aktivitasjaringan ini menyebabkan pertambahan panjang dandiameter ruas batang. Contoh tumbuhan yangmemiliki meristem interkalar adalah rumputrumputan
(Gramineae).
3) Meristem lateral (samping)
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan ke arah samping (membesar), terletak sejajar dengan permukaan organ.
Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium ini terbentuk dari dalam
jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang.
B. Jaringan Dewasa (Permanen)
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari hasil diferensiasi sel-sel yang
dihasilkan jaringan meristem, sehingga memenuhi suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa
pada umumnya pertumbuhan terhenti atau sementara terhenti. Jaringan dewasa ada yang
disebut permanen karena telah mengalami diferensiasi yang sifatnya irreversibel.
Ciri-ciri jaringan dewasa antara lain:
- Tidak melakukan aktivitas membelah diri
- Ukuran sel relatif lebih besar daripada sel meristem, vakuola berukuran besar
- Plasma sel sedikit hanya seperti selaput yang menempel pada dinding sel
- Sel kadang telah mati (tidak ada sitoplasma)
- Terdapat ruang antar sel, kecuali pada epidermis
Jaringan dewasa meliputi, jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim),
jaringan penguat/penyokong (kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut/vaskuler(xilem dan floem) dan jaringan gabus (peridermis).
1. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epdermis merupakan jaringan paling luar yang menutup permukaan organ
tumbuhan, seperti daun, bagian bunga, buah dan biji, serta batang dan akar sebelum
mengalami penebalan sekunder. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan
yang ada di bagian sebelah dalamnya. Bentuk, ukuran, susunan dan fungsi sel epidermis
berbeda-beda pada berbagai jenis organ tumbuhan.
Ciri-ciri khas dari sel-sel epidermis adalah :
- Sel-selnya hidup, biasanya terdiri dari satu lapis sel tunggal
- Sel-sel rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.
- Memiliki beragam bentuk, ukuran dan susunannya
- Tidak memiliki klorofil
- Dinding sel ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke
permukaan dan ada pula yang semua sisi dindingnya tebal berlignin.
Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang terdiferensiasi struktur dan fungsinya
(derivat atau turunanannya) antara lain :
a. Stomata (mulut daun) yang berfungsi sebagaitempat pertukaran gas (O2,CO2, dan uap air/H2O).Stomata berupa ruang antar sel yang dibatasi olehdua sel khas yan disebut sel penjaga. Sel penjagadan lubang tersebut bersama-sama membentukstomata. Pada banyak tumbuhan dapat dibedakanyaitu sel pelengkap, yang merupakan dua atau lebihsel khas yang membatasi sel penjaga. Sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penjaga yang
mengatur lebar stomata. Letak stomata kebanyakan di permukaan bawah daun.
Tipe utama stomata pada Dicotyledonae berdasarkan susunan sel epidermis yang
berdekatan dengan sel penjaga, antara lain:
2) Tipe anomositik (ranunculaceous), yaitu sel penjaganya dikelilingi oleh sejumlah sel
tertentu yang tidak berbeda dengan sel epidermis yang lain dalam bentuk maupun
ukuran. Tipe ini umum pada Ranunculaceae, Geraniaceae, Capparidaceae,
Cucurbitaceae, Malvaceae, Scrophulariaceae, Tamaricaceae, dan Pavaveraceae.
3) Tipe anisositik (cruciferous), yaitu setiap sel penjaga dikelilingi oleh tiga sel tetangga
yang ukurannya tidak sama. Tipe ini umum pada Cruciferae, pada Nicotiana,
Solanum, Sedum dan lainnya.
4) Tipe parasitik (rubiaceous), yaitu setiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih
sel tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel penjaga dan apertur. Tipe
ini mum pada Rubiaceae, Magnoliaceae, sebagian besar spesies Concovulaceae, dan
Mimosaceae, beberapa genus dari Papilonaceae seperti Ononis, Arachis, Phaseolus,
dan Psoralea, dan lainnya.
5) Tipe diasitik (caryophyllaceous), yaitu setiap stoma dikelilingi dua sel tetangga,
umumnya dinding selnya itu membuat sudut siku-siku terhadap sumbu membujur
dtoma. Tipe ini umumnya pada Caryophyllaceae, Acanthaceae dan lain-lain.
6) Tipe aktinositik, yaitu stomata dikelilingi oleh lingkaran sel yang menyebar dalam
radius.
b. Trikoma, tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan
sekunder. Trikoma berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen,
garam dan gula. Rambut akar juga merupakan bentuk lain dari trikoma yang memiliki
dinding sel tipis dengan vakuola yang besar. Fungsi lain trikoma antara lain:
- Mengurangi penguapan (pada epidermis daun),
- Meneruskan rangsang,
- Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan,
- Membantu penyebaran biji, dan
- Sebagai penghasil nektar
c. Lentisel, berfungsi seperti stomata yaitu sebagai tempat keluar masuknya gas-gas ke
dalam tumbuhan yang terdapat pada batang.
d. Velamen merupakan lapisan sel mati di bagian dalam jaringan epidermis pada akar
gantung (akar udara) tumbuhan anggrek dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air.
e. Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran lebih besar
dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Bila terjadi penguapan air yang relatif besar,sel kipas akan menggulung sehingga daun akan menggulung untuk mengurangi
penguapan yang lebih lanjut. Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun familia
Gramineae dan Cypereae.
f. Sel silica/sel gabus, sel epidermis seperti serat pada Pteridophita tertentu, Gymnospermae,dan beberapa Gramineae, dan Dicotyledonae tertentu. Pada Gramineae diantara selepidermis batang ada yang panjang ada 2 tipe sel pendek, yaitu sel silika dan sel gabus.
Sel silika berkembang penuh berisi badan silika yang merupakan massa isotrop dengan
silika di bagian pusat yang berupa bulatan kecil. Pada penampang melintang, badan silika
ada yang tampak bundar, elips, seperti halter, atau seperti pelana. Dinding sel gabus
mengandung zat gabus (suberin) dan banyak berisi bahan organik pada. Di atas sel
pendek seringkali terdapat papila, duri, atau rambut. Sel bagus kebanyakan pada
kebanyakan tumbuhan berisi badan silika, dan pada rerumputan tertentu, badan silika jugaterdapat pada beberapa sel panjang. Badan silika juga terdapat dalam sel epidermis khususdari Cypereae dan beberapa Monocotyledonae.
g. Litokis, sel yang mengandung sistolit. Litosis terpadat pada erpidermis daun beringin
(Ficus sp.) berupa penebalan ke arah sentripetal yang tersusun atas tangkai selulosa
dengan deposisi Ca-karbonat (kalsium karbonat) yang membentuk bangunan seperti
sarang lebah yang disebut sistolit.
2. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan
struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan prosesfisiologis.
Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap bagian
tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar, parenkim dijumpai diantara epidermis dan
pembuluh angkut, sebagai korteks. Parenkim dapat pula dijumpai sebagai empulur batang,Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang terdiferensiasi menjadi jaringan
tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai sebagi parenkim penyimpan cadanganmakanan pada buah dan biji.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjadi beberapa macam:
1. Parenkim asimilasi, yaitu parenkim yang bertugas melakukan proses pembuatan zat-zat
makanan, terletak di bagian tumbuhan berwarna hijau.
2. Parenkim penimbun, berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan sebagai
larutan dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan dalam siroplasma. Letaknya di
bagian dalam tumbuhan, misalnya empulur batang, akar, umbi, umbi lapis dan akar
rimpang. Organ tersebut sel-selnya berisi cadangan makanan berupa: gula, tepung, lemakdan protein.
3. Parenkim air, dijumpai pada tumbuhan hidup di daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit,dan tumbuhan sukulen sebagai penimbun air untuk menghadapi masa kering.
4. Parenkim udara dijumpai pada alat pengapung tumbuhan. Parenkim udara dapat puladijumpai pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat penyimpanan udara.
5. Parenkim angkut terdapat pada jaringan pengangkut yang sel-selnya berbentukmemanjang menurut arah pengangkutannya.
Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Parenkim palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada biji berbentuk
sel yang panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
2. Parenkim bunga karang, juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun, bantuk danukurannya tak teratur dengan ruang antarsel yang lebih besar.
3. Parenkim bintang (aktinenkim) berbentuk seperti bintang bersambungan ujunganya
dijumpai pada tangkai daun Canna sp.
4. Parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta banyak
mengandung kloroplas, dijumpai pada mesofil daun pinus dan padi.
3. Jaringan Penguat/Penyokong
Jaringan penguat penyokong jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan
agar dapat melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya. Disebut juga
jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuar serta sel-selya telah
mengalami spesialisasi. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibedakan
menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
a. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang mengalami penebalan selulosa. Jaringan
kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat terutama pada organ-organ
tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan pada perkembangan.
Ciri-ciri sel pada jaringan kolenkim antara lain:
- Sel-selnya hidup dengan protoplasma aktif, bentuk sel sedikit memanjang
- Umumnya memiliki dinding dengan penebalan tidak teratur
- Tidak memiliki dinding sel sekunder tetapi memiliki dinding primer yang lebih tebal
daripada sel-sel parenkim
- Lunak, lentur dan tidak berlignin.
- Isi sel dapat mengandung kloroplas makin sederhana diferensiasinya makin banyak
kloroplasnya, sehingga menyerupai parenkim, juga dapat mengandung tanin.Secara ontogeni, jaringan kolenkim berkembangdari sel-sel memanjang mirip prokambium dan terlihatpada tingkat awal diferensiasi meristem atau berkembangdari sel-sel isodiametris pada jaringan meristem dasar.Oleh karena kolenkim tidak memiliki dinding sekunderdan bahan penguat (lignin), maka kolenkim dapatmenyokong batang tanpa menghalangi pertumbuhan.Jaringan kolenkim biasanya berkelompok dalam bentukuntaian atau silinder. Kolenkim tumbuh memanjangmengikuti akar dan daun yang disokongnya.Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, sertabagian-bagian bunga dan buah. Pada akar yang terkenasinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim.
Pada kebanyakan tumbuhan Monocotyledoneae tidakdapat dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda.Berdasarkan penebalan dinding sel-nya, kolenkim dapat dibedakan menjadi 4 tipe,
yaitu:
1) Kolenkim anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel dan
menajang mengikuti sumbu sel. Contohnya pada tangkai daun Vitis sp., Begonia sp.,
Solanum tuberosa dan Atropa belladonna.
2) Kolenkim lameler (kolenkim lempeng), penebalan dinding sel terutama pada dinding
tangensial (sejajat permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti
papan yang berderet-deret. Contonhya pada korteks batang Sembucus javanica dan
Sambucus nigra.
3) Kolenkum tubular (lakunar), penebalan dinding sel terdapat pada bagian dinding sel
yang menghadap ruang antar sel. Contohnya pada tangkai daun Salvia, Malva dan
Althaea.
4) Kolenkim tipe cincin, pada penampang lintang lumen sel berbentuk lingkaran atau
seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwa karena pada tipe sudut
penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak menyudut lagi.
b. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim jaringan penyokong yang dijumpai pada organ tumbuhan yang
tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan atau pada tumbuhan yang telah
dewasa. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (selsel
batu).
Ciri-ciri sel pada jaringan sklerenkim, yaitu:
- Sel-selnya telah mati dengan dinding sel yang tebal
- Dinding sekunder yang tebal, umumnya terdiri
dari zat lignin
- Bersifat kenyal, pada umumnya tidak lagi
mengandung kloroplas
- Sel-selnya lebih kaku daripada kolenkim, sel
sklerekim tidak dapat memanjang
1) Serabut
Serabut pada umumnya terdapat dalam bentukuntaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalamberkas pengangkut, serabut biasanya merupakansuatu seludang yang berhubungan dengan berkaspengangkut atau dalam kelompok yang tersebardi dalam xilem dan floem.Berdasarkan tempatnya, serat sklerenkimdibedakan menjadi dua, yaitu serat xilem apabilaserat tersebut terdapat di dalam jaringan xilem dan serta ekstra xilem apabila seratterdapat di luar sistem jaringan xilem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuranantara 2mm sampai dengan 25cm. Serat sklerenkim yang panjang dapat dijumpai pada
Agave, Hibiscus sabdariffa dan Hibiscus canabinus.
2) Sklereid
Sklereid terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu,
pembuluh tapis dan dalam buah atau biji. Sel sklereid bisa terdapat secar soliter
sebagai idioblast atau dalam kumpulan sel dengan jumlah yang besar bahkan pada
tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri dari sklereid. Secara
ontogenis, sklereid berkembang dari sel-sel parenkim melalui penebalan sekunder
dinding selnya.
Berdasarkan bentuknya, sklereis dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Brakisklereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai
pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu seperti pear (Pyrus communis).
2. Makrosklereid merupakan sbutan bagi sklereid yan bentuk seperti tongkat dan
dijumpai pada kulit biji tumbuhan suku kacang-kacangan (Leguminosae).
3. Osteosklereid apabila berbentuk seperti tulang dengan ujung yang membesar dan
kadang-kadang sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai dalam kulit biji dan
kadng-kadang dalam daun Dicotyledoneae.
4. Asteroslereid merupakan sklereid yang bercabang-cabang berbentuk seperti
bintang dan sering terdapat pada daun.
5. Trikoslereid merupakan sklereid yang memanjang seperti benang dengan satu
percabangan teratur.
4. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem. Xilem
meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut dan parenkim xilem. Xilem,khususnya trakea dan trakeida berfungsi mengangkut mineral dan air dari akar sampai daun,sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ yanglain, yaitu batang, akar, atau umbi. Floem terdiri dari buluh tapis, sel pengiring dan parenkim
floem.
a. Xilem
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbaai
macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding selyang sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi juga sebagai jaringanpenguat. Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem dan parenkim xilem.
1) Unsur Trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta zat
terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas
(bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur
trakeal terdiri dari dua macam sel, yaitu trakea dan trakeida.
Trakea (pembuluh kayu) terdiri dari deretan sel yang tersusun memanjang dengan
ujung berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya, sedangkan trakeida
merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang sehingga
pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung trakea yang saling menimpa.
Bagian trakea yang berlubang disebut lubang perforasi. Pada tumbuhan dikenal tiga
macam lempeng perforasi, yaitu lempeng perforasi sederhana dengan sebuah lubang
yang memenuhi seluruh dinding ujung sel yang ditempati, lempeng perforasi
skalariform dengan lubang pipih dan sejajar lempeng sehingga menunjukkan bentuk
tangga, lempeng perforasi jala dengan jalinan lubang membentuk jala. Lempeng
perforasi skalariform dan jala disebut juga lempeng perforasi majemuk.
2) Serat Xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya berlignin.
Ada dua macam serta pada tumbuhan, yakni serta trakeid dan serat libriform. Serta
libriform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal dibanding
serta trakeid. Dijumpai adanya noktah sederhana pada serar libriform, sedangkan serat
trakeid memiliki noktah terlindung.
3) Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya terdudun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai pada
xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem skunder dijumpai dua macam
parenkim. Yaitu parenkim kayu dan parenkim jari-jari empulur.
Parenkim kayu sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea
yang sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya. Dijumpai adanya
noktah berhalaman dan noktah biasa. Sel-sel parenkim xilem befungsi sebagai tempat
cadangan makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya
pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium.
Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua
bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang ke arah radial dan sel-sel
bersumbu panjang ke arah vertikal.
b. Floem
Floem merupakan jaringan pengangkut yangberfungai mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati.
Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring,sel albumin (pada Gymnospermae), serat-serat floemdan parenkim floem.
1) Unsur-unsur tapis
Ciri khas dari unsur tapis dalah hanya daerah tapis dindingnya tipis dan inti hilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
2) Sel Pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring biasanya
merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang
yang bersifat hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat
makanan melalui pembuluh tapis.
3) Sel Albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh tpais yang
mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada
tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan
sel pengiring.
4) Serat-Serat Floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat
terdapat pada bagian jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk
suatu klaster atau masa kemudian dalam perkembangannya akan menjadi homogen.
Sedang pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat
bersifat hidup maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan.
5) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian buluh tapis,merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpan zat-zat tepung,
lemak dan zat-zat organik lainnya.
pengangkutan pada tumbuhan
1. Pengambilan Zat – zat oleh Tumbuhan dari Lingkungan
Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air, mineral, oksigen, dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara diambil oleh tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang terkandung di dalam air diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut akar.
Bagian akar yang aktif terlibat dalam menyerapan garam mineral adalah pada daerah perpanjangan tepat dibelakang ujung akar. pada waktu penyerapan air, unsur – unsur mineral yang larut dalam air juga terbawa masuk kedalam akar. Proses pengambilan karbondioksida dan oksigen dari udara serta air, dan unsur -unsur dari dalam tanah oleh tumbuhan, berlangsung dengan cara difusi, osmosis dan transpor aktif.
2. Pengangkutan Air dan Mineral
Pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah berlangsung melalui dua cara, yaitu :
a. Pengangkutan Ekstravaskular
Pengangkutan air dan mineral diluar berkas pembuluh disebut pengangkutan ekstra vaskular. Pada pengangkutan ekstravaskular, setelah sampai di sel epidermis akar, air akan bergerak di antara sel –sel korteks. Untuk memasuki silinder pusat (stele), air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis, dan setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas di antara sel-sel. pengangkutan ekstravaskular dapat terjadi secara apoplas dan simplas.
b. Pengangkutan Intravaskular
Pengangkutan intravaskular berlangsung dari akar menuju bagian atas tumbuhan melalui berkas pembuluh, yaitu xilem. Pengangkutan air dan mineral dari akar sampai ke daun bermula dari xilem akar ke xilem batang menuju ke xilem tangkai daun dan ke xylem tulang daun. Tulang dau mengandung ikatan pembuluh.
Dari xilem tulang daun, air masuk ke sel-sel bunga karang pada mesofil. Air dan garam-garam mineral tersebut akan digunakan dalam proses fotosintesis dan transportasi. Dapat disimpulkan bahwa pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah sampai ke tubuh tumbuhan melalui lintasan berikut:
Rambut akar → epidermis → korteks → endodermis → xilem akar → xilem batang → xilem daun → parenkim mesofil daun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Dermal Tissues. Diambil dari: http://www.phschool.com/science/biology_place/
biocoach/ plants/dermal.html
Anonim. Jaringan Meristem. Diambil dari: http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0049%20Bio%202-2a.htm
Anonim. Jaringan Parenkim. Diambil dari: http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_303/
materi07.html
Anonim. Pertumbuhan Pada Tumbuhan. Diambil dari: http://www.e-dukasi.net/mapok/
mp_full.php?id=303&fname=materi03.html
Anonim. Stoma. Diambil dari: http://www.palaeos.com/Plants/Lists/Glossary/GlossarySi.html
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta: Erlangga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment